BI: Eratkan Kerjasama Internasional untuk Dorong Laju Ekonomi Global!

Posted by


JAKARTA 02/08-Bank Indonesia (BI) memandang perlu penguatan kerja sama dan juga koordinasi hubungan para pengambil kebijakan untuk memulihkan dan menjaga pertumbuhan ekonomi global.

Gubernur BI Agus Martowardojo menuturkan, ekonomi global sekarang saling terkait, dan selama beberapa tahun ini menunjukkan pelemahan. Meski ada perbaikan namun tak seperti yang diharapkan.

Dalam pertemuan G20, Agus menuturkan kalau para anggota G20 melihat pertumbuhan ekonomi dunia masih melambat. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan 3 persen pada 2016, dan menjadi 3,1 persen pada 2017.

Agus melihat setiap negara ingin melihat stabilitas keuangan. Namun di tengah mewujudkan stabilitas itu, negara di dunia juga hadapi sejumlah tantangan antara lain rebalancing ekonomi di China, dan negara lain menerapkan suku bunga negatif.

Bank sentral, Agus menilai, berupaya agar ekonomi global kembali pulih. Apalagi selain faktor ekonomi yaitu komoditas berdampak besar, kondisi non ekonomi juga turut mempengaruhi ekonomi global.

“Kami juga melihat tekanan pasar keuangan dunia yang terus masih bergejolak. Meningkatnya kondisi non ekonomi antara lain pertentangan geo politik, masalah refugee, teroris ini membuat kami lakukan upaya jaga stabilitas keuangan,” ujar dia, saat ditemui pada press conference Bank Indonesia-Federal Reserve Bank of New York Joint International Seminar bertema Managing Stability and Growth Under Economic and Monetary Divergence, Nusa Dua, Bali, seperti ditulis Selasa (2/8/2016).

Agus menambahkan, upaya menstabilkan sistem keuangan tak hanya dari kebijakan moneter saja. Ia menilai perlu juga bauran kebijakan dari fiskal dan riil. Dari negara maju, Agus menilai sulit untuk mengandalkan kebijakan moneter. Di Indonesia, kebijakan fiskal juga berperan penting untuk stabilkan keuangan.

Untuk memulihkan dan menjaga kondisi pertumbuhan ekonomi global, Agus memandang perlu komitmen di antara negara-negara untuk mau kerja sama, koordinasi, dan perkuat hubungan para pengambil kebijakan. “Selain itu setiap negara juga sepakat untuk tidak menerapkan proteksionism,” kata dia. (lip6)


Blog, Updated at: 14.58.00

0 komentar:

Posting Komentar